#Menundukkan Kesombongan Yang Muncul Karena Sebab-Sebab Tertentu#

Barangsiapa menyombongkan diri dari sisi nasab, hendaknya mengetahui bahwa hal itu sama dengan membanggakan kesempurnaan orang lain, kemudian hendaknya dia melihat bapak dan kakeknya, bapaknya tercipta dari setetes air hina (mani) dan kakeknya sudah menjadi tanah. Barangsiapa menyombongkan kecantikannya, hendaknya memperhatikan hatinya dengan perhatian yang berakal, jangan hanya melihat kepada lahirnya layaknya hewan. Barangsiapa menyombongkan diri karena kekuatannya, hendaknya mengetahui bahwa seandainya ada uratnya yang sakit, niscaya dia akan lebih lemah dari orang yang lemah, demam satu hari menyedot kekuatannya yang baru bisa pulih dalam beberapa hari. Seandainya duri menusuk kakinya, niscaya dia tidak bisa berjalan, seandainya biji kacang hijau masuk ke telinganya, niscaya membuatnya gelisah. Barangsiapa menyombongkan diri karena kekayaannya, bila dia memperhatikan orang- orang yahudi, maka mereka lebih kaya darinya, celaka untuk sebuah kehormatan yang sebelumnya telah direbut oleh orang- orang yahudi, diambil maling dalam sesaat lalu pemiliknya berubah menjadi hina. Barangsiapa menyombongkan diri karena ilmunya, hendaknya mengetahui bahwa hujjah Allah atas orang yang mengetahui lebih tegas daripada atas orang yang tidak tahu, hendaknya merenungkan resiko besar yang dihadapinya, resikonya lebih besar dari orang lain, sebagaimana kedudukannya lebih tinggi dari orang lain. Hendaknya dia mengetahui bahwa kesombongan hanya patut bagi Allah semata, bahwa bila dia menyombongkan diri, maka dia dimurkai dan dibenci oleh Allah, Allah ingin dia bertawadhu’. Demikianlah, semua sebab kesombongan diobati dengan lawannya dan mempraktekkan tawadhu’. [Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi.]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REMINDER TAHAJUD

SUBUHMU DI MANA?

Tidak mesti jadi ustad