hati hati updatestatus facebook

Lihat saja beberapa status
facebook :
Seorang wanita menuliskan “Hujan-hujan
malam-malam sendirian, enaknya ngapain
ya.....?”------ kemudian puluhan komen
bermunculan dari lelaki dan perempuan,
bahkan seorang lelaki temannya
menuliskan“Mau ditemanin? Dijamin
puas deh...”
Seorang wanita lainnya menuliskan
“Bangun tidur, badan sakit semua,
biasa....habis malam jumat ya begini...”
kemudian komen2 nakal bermunculan...
Ada yang menulis “ bete nih di rumah
terus, mana misua jauh lagi.... ”, ----
kemudian komen2 pelecehan
bermunculan.
Ada pula yang komen di wall temannya “
eeeh ini si anu ya ...., yang dulu dekat
dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh
sama si itu....”----lupa klu si anu sudah
punya suami dan anak-anak yang manis.
Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis
statusnya“habis minum jamu nih...., ada
yang mau menerima tantangan ? ’----
langsung berpuluh2 komen datang.
Ada yang hanya menuliskan, “lagi bokek,
kagak punya duit...”
Ada juga yang nulis “ mau tidur nih,
panas banget...bakal tidur pake dalaman
lagi nih” .
Dan ribuan status-status yang numpang
jahilliyah dan pengin ada komen-komen
dari lainnya.
Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati
oleh indera kita, mata kita, telinga kita,
bahkan pikiran kita.
Ada yang lebih kejam dari sekedar status
facebook, dan herannya seakan hilang rasa
empati dan sensitifitas dari tiap diri
terhadap hal-hal yang semestinya di tutup
dan tidak perlu di tampilkan.
Seorang wanita dengan nada guyon
mengomentarin foto yang baru sj di
upload di albumnya, foto-foto saat SMA
dulu setelah berolah raga memakai kaos
dan celana pendek.....padahal sebagian
besar yg di dalam foto tersebut sudah
berjilbab
Ada seorang karyawati mengupload foto
temannya yang sekarang sudah berubah
dari kehidupan jahiliyah menjadi
kehidupan
islami, foto saat dulu jahiliyah bersama
teman2 prianya bergandengan dengan
ceria....
Ada pula seorang pria meng upload foto
seorang wanita mantan kekasihnya dulu
yang sedang dalam kondisi sangat seronok
padahal kini sang wanita telah berkeluarga
dan hidup dengan tenang.
Rasanya hilang apa yang diajarkan
seseorang yang sangat dicintai Allah....,
yaitu Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam, Rasulullah kepada umatnya.
Seseorang yang sangat menjaga
kemuliaan
dirinya dan keluarganya. Ingatkah ketika
Rasulullah bertanya pada Aisyah
radhiyallahu 'anha:
“ Wahai Aisyah apa yang dapat saya
makan pagi ini?” maka Istri tercinta, sang
Humairah, sang pipi merah Aisyah
menjawab, “ Rasul, kekasih hatiku,
sesungguhnya tidak ada yang dapat kita
makan pagi ini”. Rasul dengan senyum
teduhnya berkata, “Baiklah Aisyah, aku
berpuasa hari ini”.Tidak perlu orang tahu
bahwa tidak ada makanan di rumah
rasulullah....
Ingatlah Abdurahman bin Auf radhiyallahu
'anhu mengikuti Rasulullah berhijrah dari
mekah ke madinah, ketika saudaranya
menawarkannya sebagian hartanya, dan
sebagian rumahnya, maka abdurahman
bin
auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar.
Kekurangannya tidak membuat beliau
kehilangan kemuliaan hidupnya.
Bahwasanya kehormatan menjadi salah
satu indikator keimanan seseorang,
sebagaimana Rasulullah, bersabda, “Malu
itu sebahagian dari iman”. (Bukhari dan
Muslim).
Dan fenomena di atas menjadi Tanda Besar
buat kita umat Islam, hegemoni
‘kesenangan semu’ dan dibungkus
dengan ‘persahabatan fatamorgana’
ditampilkan dengan mudahnya celoteh
dan
status dalam facebook yangmelindas
semua tata krama tentang malu, tentang
menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menegaskan dengan sindiran keras kepada
kita
“Apabila kamu tidak malu maka
perbuatlah apa yang kamu
mau.”(Bukhari).
Arogansi kesenangan semakin menjadi-
jadi
dengan tanpa merasa bersalah
mengungkit
kembali aib-aib masa lalu melalui foto-
foto
yang tidak bermartabat yang semestinya
dibuang saja atau disimpan rapat.
Bagi mereka para wanita yang
menemukan
jati dirinya, dibukakan cahayanya oleh
Allah
sehingga saat di masa lalu jauh dari Allah
kemudian ter inqilabiyah – tershibghoh,
tercelup dan terwarnai cahaya ilahiyah,
hatinya teriris melihat masa lalunya dibuka
dengan penuh senyuman, oleh orang yang
mengaku sebagai teman, sebagai sahabat.
Maka jagalah kehormatan diri, jangan
tampakkan lagi aib-aib masa lalu, mudah-
mudahan Allah menjaga aib-aib kita.
Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan
rapat keluh kesah kita, simpan rapat aib-
aib diri, jangan bebaskan ‘kesenangan’,
‘gurauan’ membuat Iffah kita luntur
tak berbekas.
catatan
***" Iffah (bisa berarti martabat/
kehormatan) adalah bahasa yang lebih
akrab untuk menyatakan upaya penjagaan
diri ini. Iffah sendiri memiliki makna usaha
memelihara dan menjauhkan diri dari hal-
hal yang tidak halal, makruh dan tercela."
Sumber : FTJAI
Judul Asli : Ketika Iffah mulai luntur
(dibalik
fenomena facebook)
---------------------------------------------------------------------------------------------
Beberapa orang sering dgn mudahnya
meng-up date status mereka dgn kata-
kata
yg tidak jelas" entah apa tujuannya selain
untuk numpang beken, cari perhatian dan
pengin ada komen-komen dari lainnya".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REMINDER TAHAJUD

SUBUHMU DI MANA?

Tidak mesti jadi ustad